Rabu, 16 Juli 2008

SINOPSIS TESIS


ANALISIS PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

YANG MENDUKUNG INDUSTRI PARIWISATA

DI KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dengan diberlakukannya undang-undang otonomi daerah No. 32 tahun 2004 tentang Peperintahan Daerah yang mana didalamnya pemerintah pusat memberi wewenang kepada pemerintah Kabupaten/Kota untuk lebih banyak mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsanya sendiri, berdasarkan aspirasi masyarakat setempat. Sehingga sasaran pengelolaan ditujukan untuk pembangunan daerahnya dengan memberdayakan masyarakat untuk kepentingan masyarakat.

Dengan otonomi daerah diharapkan dapat mempercepat pemerataan kesejahteraan, karena yang paling tahu akan potensi dan kendala dalam suatu daerah adalah pemerintah daerah dan masayarakat setempat, sehingga dalam merencanakan pengembangan daerahnya dapat berjalan tepat sasaran, dan sesuai dengan kepentingannya serta didukung oleh seluruh masyarakat.

Kabupaten Karanganyar dalam melaksanakan pembangunan bertumpu pada tiga sektor yang menjadi unggulan yaitu yang disebut bumi INTANPARI, industri, pertanian, dan pariwisata. Ketiga bidang tersebut menjadi sasaran pembangunan yang dikembangkan untuk menwujudkan kesejahteraan masyarakat. Jumlah industri di Kabupaten Karanganyar memberi sumbangan terhadap PDRB sebesar Rp. 2.767.851.260,00 atau sebesar 52,55% (tahun 2005). Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2005 sebesar Rp 1.181.358,21 atau 19,68%. Sektor pariwisata memberikan kontribusi PDRB sebesar 7,69%. Dilihat dari kontribusi terhadap PDRB sektor pariwisata memiliki peranan yang masih kecil, yang seharusnya mampu memberikan kontribusi yang besar pada tahun 2005 belum mampu dilakukan. Hal ini yang menjadi pertanyaan mengapa potensi wisata yang cukup menonjol tersebut belum mampu memberikan kontribusi dalam PDRB yang tinggi.

Untuk melakukan pembangunan diperlukan sumber daya manusia. SDM yang mempunyai kompetensi pada sektor-sektor potensial di daerah. Salah satu alat untuk mencetak SDM yang trampil melalui pendidikan sekolah. Output dari sekolah diharapkan mampu memenuhi apa yang dibutuhkan masyarakat, industri, dan sektor ekonomi lainnya. Sumber daya manusia merupakan fakta dinamika yang memerlukan suatu pengelolaan yang tepat, sehingga benar-benar menjadi faktor pokok pembangunan. Di samping itu sumber daya manusia merupakan tujuan pembangunan yaitu dalam rangka pembangunan manusia seutuhnya. Dengan demikian, umber daya manusia mempunyai fungsi ganda ialah disamping sebagai faktor pembangunan juga sebagai tujuan dari pembangunan itu sendiri. (Basir Barthos, 2-3)

Visi Kabupaten Karanganyar terwujudnya Karanganyar sebagai daerah yang maju, adil, makmur dan mandiri dalam suasana tentram dengan industri, pertanian dan pariwisata yang handal, yang didukung oleh masyarakat yang sehat jasmani dan rohani, demokratis, berbudi luhur dan berkepribadian bangsa.

Misi Kabupaten Karanganyar adalah :

a. Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah industri, baik industri menengah, maupun industri kecil yang maju.

b. Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah pertanian yang berwawasan agrobisnis dan agroindustri dengan mengembangkan produk unggulan, andalan dan potensial yang kompetitif.

c. Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai daerah tujuan wisata utama di Jawa Tengah yang menarik bagi wisatawan manca negara dan wisatawan Nusantara.

d. Menjadikan Kabupaten Karanganyar sebagai pusat Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, beriman dan taqwa, berkepribadian bangsa, berbudi luhur dan berwawasan ke depan

e. Menjadikan masyarakat Kabupaten Karanganyar meningkat kesejahteraannya.

f. Mengembangkan sisten informasi yang selalu disesuaikan dengan perkembangan sarana telekomunikasi dan komunikasi sebagai media promosi yang efektif bagi potensi dan perkembangan daerah Kabupaten Karanganyar.

g. Meningkatkan upaya pemberantasan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).

Visi dan misi ini mengandung maksud bahwa untuk menjadikan Karanganyar sebagai daerah industri, pertanian dan pariwisata diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia tersebut merupakan produk dari sebuah pendidikan. Inilah tantangan yang berat bagi pendidikan untuk mampu menjawab dan mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, artinya pendidikan yang mampu menyediakan tenaga-tenaga profesional dalam rangka memberikan sumbangan terhadap dunia industri, pertanian dan pariwisata. Untuk mencetak tenaga-tenaga profesional dibutuhkan berbagai faktor yang mendukung keberhasilan pendidikan, antara lain anak didik, guru, kurikulum, proses pembelajaran, sarana dan prasarana menunjang.

Kondisi lembaga pendidikan di Kabupaten Karanganyar sekarang ini dirasa belum memenuhi seluruh faktor tersebut secara maksimal. Hal inilah yang mendorong kami untuk mencoba membuat sebuah penelitian pengembangan sumber daya manusia yang mampu mendukung pengembangan industri pariwista, oleha karena itu menurut oleh karena itu penyiapan sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi tinggi di bidang pelayanan jasa kepariwisataan juga menjadi hal yang perlu dilakukan. Kemampuan masyarakat dalam berinteraksi dan bersosialisasi perlu dilengkapi pula dengan kemampuan teknis, operasional dan manajerial dalam penyediaan barang dan jasa kepariwisataan. Stigma bahwa pekerja di bidang pariwisata merupakan pelayan harus mulai diubah menjadi pekerja profesional yang berkelas dunia. Kemampuan masyarakat dalam mengembangkan kompetensi mereka di bidang kepariwisataan dipercaya akan mampu meningkatkan kualitas pelayanan serta pengalaman berwisata bagi wisman maupun wisnus. (Sapta Nirwandar)

Pariwisata telah memberikan salah satu industri tersebar di dunia, dan merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara, misalnyaThailand, Singapura, Filipina, Fiji, Hawai, Maladewa dan yang lainnya. Bahkan di Kepulauan Karabia, pariwisata merupakan penyumbang terbesar, penyumbang pendapatan masayarakat dan negara, serta menciptakan lapangan kerja yang mencapai 25 persen total kesempatan kerja yang ada.

Di Indonesia, peranan pariwisata semakin terasa, terutama setelah melemahnya peranan minyak dan gas, walaupun nilai nominalnya dalam dollar sedikit mengalami fluktuasi. Kunjungan wisatawan mancanegara menunjukkan trend naik dalam beberapa dasawarsa. Kedatangan wisatawan mancanegara tersebut telah memberikan penerimaan devisa yang besar bagi negara kita. Pada tahun 1996 sumbangan devisa dari sektor pariwisata mencapai 6,307,69 juta dollar AS dan tahun 2000 devisa dari pariwisata mencapai 5,748,80 juta dollar AS (santosa, 2001)

Peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi sudah jelas, tetapi Pariwisata bukan hanya menyangkut segi ekonomi yang tujuan utamannya untuk mendapatkan keuntungan ekonomi bagi masyarakat maupun negara, melainkan juga masalah sosial, budaya, politik, dan perilaku. Pariwisata adalah suatu sistem yang multikompleks, dengan berbagai pariwisata menyangkut manusia dan masyarakat, maka sangat sesuai untuk dijadikan objek dari sosiologi. Akhirnya muncul cabang sosiologi yang disebut Sosiologi Pariwisata (Pitana, 2005).

Analisis sosiologi terhadap pariwisata sangat penting dikembangkan karena :

1. pariwisata telah menjadi aktifitas sosial ekonomi dominan, bahkan disebut sebagai “industri terbesar sejak akhir abad 20” (WTO 2000) yang menyangkut pergerakan barang, jasa dan manusia dalam skala terbesar dalam sejarah manusia.

2. pariwisata bukanlah suatu kegiatan yang beroperasi dalam ruang hampa. Pariwisata sangat terkait dengan masalah sosial, politi, ekonomi, keamanan, ketertiban, keramah-tamahan, kebudayaan, kesehatan, dan sebagainya.

3. pariwista bersifat sangat dinamis, sehinga setiap saat memerlukan analisis atau kajian yang lebih tajam. Sebagai suatu aktivitas dinamis pariwista memerlukan kajian terus menerus (termasuk dari aspek sosial budaya), sehingga pembangunan pariwisata bisa memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

4. pariwisata tidaklah eksklusif, dalam arti bahwa pariwisata bukan saja menyangkut suatu bangsa tertentu, melainkan juga dilakukan oleh hampir semua ras, etnik, dan bangsa, sehingga pemahaman aspek-aspek sosial budaya sangat penting. Pariwisata sudah hampir menyentuh semua lapisan masyarakat dunia, sampai kepada masyarakat yang dulu dikenal sebagai masyarakat kecipun kini sudah dirambah pariwisata.

5. Berkembangnya berbagai lembaga, baik lokal, regional, ataupun internasional yang menangani dunia pariwisata.

Oleh karena itu, keberadaan obyek-obyek wisata yang ada didaerah perlu diperhatikan dengan serius dan di kelola dengan profesional. Dengan demikian sektor pariwisata akan menjadi sektor unggulan yang dapat menyumbang PDRB yang besar dan mampu mengerakkan perekonomian masyarakat dan perkembangan wilayah.

1.2. Permasalahan

Kabupaten Karanganyar memiliki sasaran dalam pembangunan yang terfokus dalam tiga sektor yaitu industri, pertanian dan pariwisata. Ketiga sektor tersebut daharapkan dapat memberikan pendapatan daerah yang dominan, akan tetapi pada saat ini yang hanya sektor industri saja yang paling besar dalam menyumbangkan PAD akan tetapi di sektor pertanian dan pariwisata presentasinya cukup kecil, padahal potensi pertanian dan pariwisata sangat tinggi. Hanya yang menjadi permasalahan kedua sektor tersebut belum men dapat perhatian yang kuat baik dari segi manajemenya maupun pembiayaannya.

Pada sektor pariwisata pada saaat ini belum dikelola secarta profesional dikarenaka belum dimiliki sumber daya yang terampil dan profesional di bidangnya sehing perkembangan sektor pariwisata seakan jalan ditempat dan ada kecenderungan mengalami kemunduran. Maka dari itu bagaimana peranan pendidikan formal ataupun in formal untuk mendukung perkembangan wisata belum jelas. Karanganyar memiliki SMK sebanyak 24 buah akan tetapi belum ada satupun yang memberikan dan mengangkat potensi lokal khususnya wisata menjadi muatan lokal pendidikan, untuk menyiapkan dari segi sumber daya manusianya. Seharusnya pendidikan yang ada harus tertumpu pada sektor atau potensi daerahnya sehingga mampu menghasilkan output yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Sumber daya manusia merupakan salah satu kunci penentu kualitas pelayanan di sektor pariwisata di Kabupaten Karanganyar belum menunjukkan kualitas yang diharapkan, baik yang bekerja disektor swasta (skala kecil dan menengah) maupun yang bekerja pada sektor publik. Sehingga tenaga kerja tersebut belum memiliki keahlian khusus yang mendukung pengembangan pariwisata.

Bertolak dari pemikiran dalam rangka pengembangan karanganyar sebagai daerah tujuan wisata pada tahun 2012, maka diperlukan analisis yang komprehensip tentang potensi wisata serta persiapan dari segi tenaga kerja yang berkualitas dibidangnya. Adapun yang menjadi research qustions adalah :

1. Model pendidikan kejuruan yang bagaimanakah yang dapat menghasilkan tenaga kerja profesional di bidang pariwisata ?

2. Bagaimanakah konsep pengembangan SDM yang mendukung industri pariwista ?

3. Bagaimanakah menentukan klaisikasi Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) unggulan di Kabupaten Karanganyar?

1.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi wilayah-wilayah potensial wisata di kawasaan karanganyar untuk menentukan sektor unggulan wisata. Dan menentukan model pendidikan kejuruan yang mendukung pengembangan pariwista dari sisi tenaga kerjanya. Untuk mendukung studi maka dirumuskan beberapa sasaran yaitu :

1. Menganalisis supplay and demand pasar kerja di sektor pariwisata di Kabupaten Karanganyar

2. Mentukan klasifikasi ODTW berdasarkan faktor-faktor penentu lokasi wisata dalam rangka menetukan strategi pengembangan

3. mententukan startegi dan program pengembangan SDM dalam mendukung industri pariwisata

1.4. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam proposal teknik ini dibagi menjadi dua, yaitu ruang lingkup materi dan ruang lingkup wilayah

1.4.1 Ruang lingkup materi

Ruang lingkup materi yang menjadi objek kajian adalah teori pengembangan wilayah, pengembangan sektor wisata, kubutuhan data, analisis sumber daya manusia, analisis supplay and demand pasar kerja kepariwisataan, dan analisis lokasi potensi wisata. Mengkaji Renstra Diknas, merumuskan program pengembangan pendidikan berbasis potensi wisata.

1.4.2 Ruang lingkup wilayah

Wilayah penelitian adalah Kabupaten Karanganyar, yang terdiri dari potensi wisata dan kondisi SDM yang ada di kabupaten karanganyar

1.5. Kerangka berpikir

1.6. Kebutuhan data

Untuk mendukung penelitian ini dibutuhkan data-data, yang meliputi data primer dan data sekunder. Secara terperinci kebutuhan data dapat dilihat pada lampiran

1.7. Teknik Pengumpulan data

Untuk mendapatkan data –data yang diperlukan maka teknis pengumpulan data mengunakan dua tipe yaitu teknik pengumpulan data primer dan sekunder.

1. Teknik Pengumpulan Data Primer

Teknik ini digunakan untuk mengetahui kondisi eksisting wilayah studi menganalisis pitensi sumber daya manusia, sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata, potensi aksesbilitas, kelembagaan, penawaran dan permintaan wisata, penawaran dan permintaan tenaga kerja. Cara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah melalui :

· Observasi, yaitu pengamatan langsung dilapangan pada wilayah studi

· Wawancara, digunakan untuk memperoleh data maupun informasi yang secara langsung kepada pimpinan intstansi terkait, pelaku industri wisata, pemuka masyarakat dan lain sebagainya yang mendukung pengembangan pariwisata dan SDM

2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Data sekunder dilakukan melalui survai pada beberapa instansi yang terkait, yang meliputi :

· Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Karanganyar

· Bappeda kabupaten Karanganyar

· BPS Kabupaten Karanganyar

· Dinas Pariwisata Kabupaten Karanganyar

· Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Karanganyar

· Dinas Pendapatan dan Keuangan Daerah Kab. Karanganyar

1.8. Teknik Pengolahan dan Penyajian Data

Tiknik mengolah data dilakukan dengan sistem komputerisasi dengan program pengolahan kata, pengolahan angka, grafis, dan GIS.

1.9. Teknik Analisis

Setelah data diperoleh diteruskan dengan teknik analisis menggunakan :

1. Mengidentifikasi potensi, peluang, kendala, dan ancaman yang dihadapi dalam rangka pengembangan wisata alam di Kabupaten Karanganyar dengan menggunakan alat analsis SWOT

2. Menganalisi pengembangan Sumber Daya Manusia dengan SWOT

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi input proses analsis yang dilihat dari sisi penawaran wista yaitu karakteristik kawasan wista khususnya wista yang dapat digunakan sebagai lokasi dalam kawasan tersebut dengan menggunakan alat analsis deskriptif kualitatif

4. menganalsis penilaian wisata alam di Karanganyar berdasarkan permintaan dan penawaran wista sebagai acuan menyusun prioritas pengembangan dengan alat analisis deskriptif kualitatif

1.10.Teknik Sampling

Untuk mengidentifikasi wilayah potensial wisata alam mengunakan pendekatan purposive sampling (sampel bertujuan. Sampel bertujuan adalah yang dipilih secara cermat sehingga relevan dengan penelitian (Singarimbun, 1995). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan respoden sabagai narasumber.

Tidak ada komentar: